Mental Block... Oh... Mental Block
oleh: ADI W GUNAWAN
The Re-Educator &
Mind Navigator
Diposkan oleh :
Boedak Satepak….@HMI
repost : Akang Lii
Artikel ini saya
tulis untuk menjawab banyak sekali pertanyaan yang diajukan kepada saya baik
melalui email, sms, ataupun saat seminar. Ternyata masih banyak juga orang yang
kurang jelas apa itu mental block, proses pembentukan, cara mengenali, dan yang
lebih penting cara untuk mengatasi dan menghilangkan mental block.
Sebelum saya membahas
apa itu mental block saya akan menjelaskan kembali proses pemrograman pikiran
manusia.
Proses pemrograman
pikiran sebenarnya telah terjadi sejak seorang anak masih di dalam kandungan
ibunya, sejak ia berusia 3 bulan. Pada saat ini pikiran bawah sadar telah
bekerja sempurna, merekam segala sesuatu yang dialami seorang anak dan ibunya.
Semua peristiwa, pengalaman, suara, atau emosi masuk ke dan terekam dengan
sangat kuat di pikiran bawah sadar dan menjadi program pikiran.
Saat kita lahir, kita
lahir hanya dengan satu pikiran yaitu pikiran bawah sadar. Bekal lainnya adalah
otak yang berfungsi sebagai hard disk yang merekam semua hal yang kita alami.
Sejak lahir, dan sejalan dengan proses tumbuh kembang, kita mengalami
pemrograman pikiran terus menerus, melalui interaksi kita dengan dunia di luar
dan di dalam diri kita.
Pada anak kecil, yang
memprogram pikirannya adalah terutama kedua orangtuanya, pengasuh, keluarga,
lingkungan, guru, tv, dan siapa saja yang dekat dengan dirinya. Saat masih
kecil pemrograman terjadi dengan sangat mudah karena pikiran anak belum bisa
menolak informasi yang ia terima. Ketidakmampuan memfilter informasi ini
disebabkan karena pada saat itu critical factor, atau faktor kritis, dari
pikiran sadar belum terbentuk. Kalaupun sudah terbentuk critical factor masih
lemah.
Pemrograman pikiran
saat anak masih kecil terjadi melalui dua jalur utama yaitu melalui imprint dan
misunderstanding. Definisi imprint adalah “a thought that has been registered
at the subconscious level of the mind at a time of great emotion or stress,
causing a change in behavior” atau imprint adalah apa yang terekam di pikiran
bawah sadar saat terjadinya luapan emosi atau stress, mengakibatkan perubahan
pada perilaku.
Misunderstanding
adalah salah pengertian yang dialami seseorang saat memberikan makna kepada
atau menarik simpulan dari suatu peristiwa atau pengalaman.
Baik imprint maupun
misunderstanding, setelah terekam di pikiran bawah sadar, akan menjadi program
pikiran yang selanjutnya mengendalikan hidup seseorang.
Satu hal yang perlu
kita mengerti yaitu bahwa semua, saya ulangi… semua, program pikiran adalah
baik. Program pikiran selalu bertujuan membahagiakan kita. Program pikiran
diciptakan atau tercipta demi kebaikan kita berdasarkan level kesadaran dan
kebijaksanaan kita saat itu.
Program pikiran
menjadi mental block apabila bersifat menghambat kita dalam mencapai impian
atau tujuan kita. Sebaliknya program pikiran akan menjadi stepping block, batu
lompatan, bila bersifat mendukung kita.
Anda jelas sekarang?
Atau masih bingung?
Ok, saya kasih contoh
ya biar lebih jelas.
Ini dari kasus klinis yang pernah saya tangani.
Ada seorang wanita, sebut saja Rosa, cantik, ramah, cerdas, pintar cari uang,
dan mandiri tapi sampai saat bertemu saya, usianya saat itu 35 tahun, masih
jomblo alias single, belum dapat jodoh.
Rosa juga bingung mengapa ia sulit dapat
jodoh. Ada banyak pria yang suka padanya. Namun setiap kali pacaran dan jika
sudah masuk ke rencana untuk menikah, selalu muncul masalah sehingga hubungan
mereka akhirnya putus.
Setelah dicari akar masalahnya, saya menemukan
program pikiran, di pikiran bawah sadarnya, yang sangat baik namun justru
bersifat menghambat dirinya untuk bisa dapat jodoh.
Apa itu?
Ternyata ayah Rosa meninggal saat ia masih
kecil, usia 7 tahun. Sejak saat itu ibunya yang bekerja keras menghidupi
keluarga mereka. Bahkan pernah sampai jatuh sakit dan hampir meninggal.
Nah, pas saat ibunya sakit keras,Rosa berdoa
dan mohon kesembuhan untuk ibunya. Dan dalam doanya ia berjanji bahwa ia akan
membalas semua pengorbanan ibunya, setelah ia dewasa kelak, dengan selalu
menyayangi dan mendampingi ibunya.
Janji ini ternyata masuk ke pikiran bawah
sadarnya dan menjadi program. Benar, sejak saat itu dan hingga ia dewasa Rosa
adalah anak yang begitu sayang pada ibunya. Selama ini program pikirannya telah
sangat membantu Rosa dalam menjalani hidupnya. Rosa bekerja keras, menjadi anak
yang sangat mencintai ibunya. Dan ibunya juga begitu bersyukur dan bahagia
karena mempunyai anak yang begitu menyayanginya. Nah, program yang
sangat positif ini tiba-tiba berubah menjadi program yang menghambat (baca:
mental block) saat Rosa ingin berkeluarga.
Program ini
mensabotase setiap upaya Rosa untuk mendapat pasangan
hidup. Saat saya berdialog dengan “bagian” (baca: program) yang tidak setuju
bila Rosa menikah, saya mendapat jawaban yang jelas dan
lugas. Ternyata “bagian” ini khawatir Rosa tidak bisa
menepati janjinya, menyayangi dan mendampingi ibunya karena bila menikah,
menurut pemikiran “bagian” ini, Rosa harus mengikuti
suaminya dan meninggalkan ibunya sendiri. “Bagian” ini tidak setuju dengan hal
ini.
Nah, anda jelas
sekarang?
Saya beri satu contoh
lagi biar lebih jelas.
Saya mendapat email
dari seorang pembaca buku, sebut saja Bu Asri, yang mengeluh bahwa ia telah
berusaha keras untuk menaikkan penghasilannya namun selalu gagal. Setelah
membaca buku The Secret of Mindset dan mendengarkan CD Ego State Therapy ia
menemukan program pikiran yang menghambat dirinya, khususnya di aspek
finansial.
Ternyata dulu, saat
akan menikah, ia mendapat wejangan dari ibunya, “Nak, ingat ya… nanti waktu
menjadi seorang istri, cintai suamimu dengan tulus, baik di kala suka mapun
duka, layani dengan sepenuh hati, tempatkan suami sebagai kepala rumah tangga,
jaga perasaan dan harga diri suami, jangan melebihi suamimu…….”
Pembaca, wejangan
(baca: program) ini tentu sangat baik. Namun menjadi masalah karena program ini
justru menghambat upaya Bu Asri meningkatkan penghasilannya. Selidik punya selidik ternyata penghasilan Bu Asri
saat ini sama dengan penghasilan suaminya. Makanya saat ia berusaha menaikkan
income-nya selalu saja ada hambatan. Program ini yang menghambat dan tujuannya
juga sangat “positif” yaitu agar Bu Asri bisa menjadi istri yang baik sesuai
wejangan ibunya.
Bagaimana, jelas sekarang?
Suatu program, selama
tidak bersifat menghambat diri kita maka jangan diotak-atik. Biarkan saja.
Nggak usah bingung. Ada rekan yang,
setelah membaca buku dan mengerti soal mental block, begitu giat mencari
berbagai mental blocknya. Bahkan sampai mengeluh,”Pak, saya kok nggak menemukan
mental block saya ya?”.
Lha, kalo memang
nggak ada trus apa harus dipaksakan ada? Bukankah lebih baik bila waktu yang
ada digunakan untuk belajar dan mengembangkan diri? Kekhawatiran karena tidak
menemukan mental block justru bisa menjadi mental block baru.
Lalu, bagaimana sikap
yang benar?
Ya, santai saja lah.
Nggak usah aneh-aneh. Kita harus netral saja. Selama hidup kita happy, usaha
lancar, semua berjalan seperti yang kita rencanakan dan harapkan maka nggak
usah pusing soal mental block.
Mental block akan
kita rasakan saat ada penolakan atau hambatan untuk mencapai suatu target yang
lebih tinggi. Penolakan ini juga timbul saat kita ingin berubah.
Ini saya kutip email
yang baru saya terima dari seorang pembaca buku saya:
“Saya ingin lebih
memahami dan membaca buku-buku anda.
Saya beli The Secret of Mindset. Saat baca ada aja perasaan yang membuat saya
malas, ngantuk dsb. Padahal saya sungguh ingin membaca buku TSOM. Bagaimana
solusinya?”
Perasaan malas,
mengantuk, dan berbagai perasaan lain yang menghambat upaya untuk berubah ini
adalah ulah nakal dari mental block kita. Nah, ini saatnya kita perlu menemukan
dan mengenali mental block ini. Setelah ditemukan… ya dibereskan. Gitu aja kok
repot.
Intinya, jika anda
telah menetapkan target yang lebih tinggi, dari apa yang telah anda capai saat
ini, dan anda merasa ada yang tidak enak di hati anda maka ini indikasi adanya
mental block.
Atau jika anda
mengalami kegagalan yang beruntun atau yang mempunyai pola kegagalan yang sama,
maka ini indikasi sabotase diri alias mental block.
Mental block ini ada
juga yang baik. Misalnya anda telah berkeluarga. Dan ada kesempatan untuk
selingkuh namun anda tidak mau. Alasannya bisa macam-macam. Bisa takut dosa,
takut masuk neraka, takut malu, takut ketahuan, bisa karena anda tidak ingin
melukai hati pasangan anda, atau anda setia pada janji pernikahan anda, atau
alasan apapun. Yang pasti, ada satu program pikiran yang menghambat anda
melakukan sesuatu. Mental block ini tentunya perlu dipertahankan.
So… bersikaplah netral… jadilah orang yang Non
Block. Artinya anda tidak neko-neko atau aneh-aneh. Cari mental block sesuai
kebutuhan. Kalo sedikit-sedikit cari mental block … sedikit-sedikit cari mental
block… maka saya khawatir anda akan
menghabiskan waktu, tenaga, pikiran, dan resource yang anda miliki untuk
sesuatu yang tidak produktif. Kalo seperti ini…anda masuk kategori Go Block.
Komentar :
Shield Sketza
sharing workshop QLTI Pak Adi W Gunawan. di workshop
tersebut diajarkan bagaimana cara membetulkan/menghilangkan mental block yg tdk
bagus. jadi ketika seseorang berbicara dengan program pada dirinya sendiri,
biasany 'individu' tersebut bisa diajak negosiasi utk bekerja sama dengan diri
kita. contohnya: ada seorang wanita yang selalu pusing hebat ketika dia telat
makan walau cuman sebentar. biasa makan siang jm 12, tp smp 12.30 belum makan,
dia akan pusing. padahal ada kalanya dia telat makan krn hal yang penting. di
sini, dia bisa bernegosiasi dengan "dirinya sendiri". setelah
ditelusuri, ternyata "bagian tsb" terlalu khawatir dia akan sakit
sehingga mengirim sinyal pusing agar wanita tsb lgsg makan. melalui negosiasi,
"bagian dirinya" diberi tau akan kendala" yg dihadapi wanita itu
(spt: mgkn sedang meeting, di jalan kena macet, dan variabel lainnya). bukan
berarti dia tidak mau makan dan tdk sayang dirinya. lalu, wanita tsb diberi
batas toleransi 'telat makan' utk satu jam ke depan dari jdwl makan rutinya.
bila tidak, dia akan pusing sedikit. negosiasi ini bisa dibuat dgn seringan
mungkin.
smoga bermanfaat
hope it helps. maaf
klo ada yg kurang tepat. makasih :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar